Bahasa Ala Anak Jaksel

Gejala Bahasa Remaja
Nama           :Intan Dwi Amalina
Kelas                    :XI MIPA 1
Sekolah       : SMAN 1 Kota Serang

Assalamualaikum, Wr.Wb.
            Mari kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. , karena dengan rahmat dan karunianya saya bisa berdiri di sini dan berkumpul bersama kalian di pagi yang cerah ini. Shalawat serta salam kita junjungkan kepada nabi besar Muhammad SAW, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
            Saya ucapkan terima kasih kepada Bu Diyah selaku guru Bahasa Indonesia saya dan tentu saja kepada teman-teman saya yang sudah bersedia mendengarkan ceramah saya.
Saya di sini akan menjelaskan  sesuatu yang sedang menjadi “tren” di kalangan anak remaja saat ini, yaitu penggunaan bahasa ala anak Jakarta Selatan. Bahasa anak Jakarta Selatan merupakan pencampuran antara Bahasa Indonesia dan sedikit Bahasa Inggris seperti wich is, literally, dan basically. Pada awalnya bahasa ini hanya digunakan di daerah Jakarta Selatan saja. Penyebab fenomena ini karena Jakarta Selatan  merupakan kawasan elit yang ditempati oleh kalangan menengah ke atas dan juga di daerah ini banyak terdapat apartemen mewah, mall besar dan sekolah bagus. Faktor lain yang menyebabkan fenomena ini adalah karena Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional maka dari itu semua orang harus bisa menggunakan Bahasa Inggris.
            “Bahasa anak Jaksel” ini pun lama kelamaan mulai diikuti oleh kalangan anak muda di luar Jakarta Selatan dan akhirnya menjamur ke seluruh Indonesia. Generasi millenial menganggap bahwa “bahasa anak Jaksel” ini merupakan suatu tren yang harus diikuti karena dianggap keren dan kekinian. Bagi sebagian kalangan anak muda menggunakan percampuran bahasa seperti ini merupakan tolak ukur dari kemahiran kita berBahasa Inggris, jadi jika kita menggunakan “bahasa Jaksel” ini berarti kita sudah bisa berbahasa Inggris.
            Penggunaan “bahasa ala anak Jaksel” bisa dianggap wajar karena kita adalah negara multikultural yang berarti terdapat banyak budaya seperti bahasa karena itulah sangat memungkinkan terjadinya suatu percampuran bahasa. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, akan tetapi di Singapura juga terjadi fenomena seperti ini, dan hal itu disebut dengan “singlish”. Singlish merupakan percampuran Bahasa Inggris dengan logat India dan Cina.
            Akan tetapi seiring berjalannya waktu sering kali terjadi kesalahan dalam penggunaan bahasa seperti ini, contohnya adalah “gue tuh vegetarian, wich is gue ga makan daging sama sekali”, penggunaan wich is pada konteks kalimat tersebut salah, dan seharusnya “gue tuh vegetarian, wich means gue ga makan daging sama sekali”. Kesalahan tersebut dapat mengakibatkan perbedaan makna pada konteks suatu kalimat yang sedang dibicarakan. Seiring penggunaan bahasa Jaksel ini dapat membuat kita lupa akan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
            Namun, dari semua hal negatif yang telah saya paparkan, terdapat banyak sisi positif dari penggunaan “bahasa ala anak Jaksel”. Pertama, penggunaan bahasa ini dapat meningkatkan kepercayaan diri seseorang. Sebagian orang masih merasa takut untuk menggunakan bahasa asing, karena mereka takut dengan tata bahasa yang salah atau kosa kata yang salah. Selain itu, penggunaan dua bahasa dapat mencerminkan kemampuan berbahasa yang baik, karena mereka bisa menggunakan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Yang terakhir, menurut penelitian ketika seseorang mampu menggunakan lebih dari satu bahasa, membuat seseorang lebih sensitif terhadap lingkungan.
            Semua fenomena pasti ada sisi baik dan buruknya, seperti penggunaan bahasa ala anak Jakarta Selatan ini, semua ini tergantung anda sebagai generasi millenial. Demikian ceramah yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat dan dapat menampah wawasan kalian. Mohon maaf bila ada salah kata.
Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Komentar

Postingan Populer