MENJAGA PERGAULAN
Nama :
Fathya Sekar Dyas
Kelas :
XI MIPA 1
Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi
rabbil alamin wabihi nasta’in waala umuriddunya waddin wassalatu wassalamu ala
asrofil ambiya’i wal mursalin waala alihi wasohbihi ajma’in ama ba’du
Segala
puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmatnya yang telah
diberikan kepada kita semua. Nikmat sehat, nikmat taufik hidayah inayah, dan
nikmat yang paling besar adalah nikmat Iman & Islam. Shalawat serta salam
tak lupa kita sanjungkan keharibaan nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga,
para sahabat dan umatnya hingga akhir zaman. Terima kasih kepada Ibu Diyah, dan
teman teman yang bersedia menjadi penonton dari ceramah saya. Tujuan saya
berdiri disini untuk memenuhi tuntutan tugas Bahasa Indonesia tentang ceramah.
Pada
kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang 'bergaul'. Pergaulan berarti
'kehidupan bermasyarakat'. Manusia kan tidak mungkin sendiri. Wajar kalau
manusia berinteraksi dengan yang lainnya, bahkan dengan hewan dan alam. Itu
adalah sunnatullah kehidupan Allah yang Allah Subhanahu wa Ta'ala tetapkan di
dunia. Tak satu pun dapat mengelaknya.
Tetapi,
pada masa kini, banyak manusia yang lupa cara bergaul yang baik. Menurut saya,
hewan dan manusia sama tapi berbeda. Mengapa? Persamaannya sama-sama makan,
berkembang biak, hidup, dll. Tapi tahukah kalian apa perbedaannya? Salah satu
perbedaannya, manusia memiliki peraturan hidup yang mesti diataati bersama.
Salah
satu peraturan hidup yang ada adalah pengaturan pergaulan laki-laki dan
perempuan. Jika kita melihat sudut pandang dan wilayah, maka masing-masing
tempat, budaya, dan bangsa, memiliki standar sendiri untuk menentukan layaknya
sebuah peraturan pergaulan. Inilah salah satu keterbatasan peraturan buatan manusia,
terbatas dan tidak menyeluruh. Adapun negeri kita, sebenarnya memiliki memiliki
aturan asli yang sudah baik, tradisi yang berlaku pada masa lampau di negeri
ini adalah laki-laki dan perempuan tidaklah dibenarkan sembarang untuk
berinteraksi tanpa batas, seperti berduaan dengan lawan jenis, dan semisalnya,
kecuali setelah diikat oleh tali pernikahan. Jika itu tidak diindahkan, maka
biasanya ada pandangan tidak baik di masyarakat.
Ada pun
Islam, aturan yang ada di dalamnya adalah untuk semua manusia, zaman, dan
tempat, karena syariatnya diturunkan oleh Rabb semesta alam yang menguasai
manusia, zaman, dan tempat itu sendiri, maka Dialah yang Maha Tahu tentang
peraturan hidup yang paling tepat dan mermasalahat untuk manusia. Inilah
kelebihannya. Namun, lagi-lagi manusia tidak mengindahkannya, maka jika sudah
demikian tak ada lagi bedanya antara manusia dengan binatang yang hidupnya
tidak memiliki peraturan, bahkan bisa jadi mereka lebih buruk dari binatang.
Allah
Ta'ala berfirman :
"
Dan sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka jahannam) kebanyakan dari jin
dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat (tanda tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat ayat Allah). Mereka itu
sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lalai. " Q.S Al A'raf [7] : 179
Lucunya,
ketika mereka mendapatkan malapetaka karena sikapnya yang menjauhi peraturan
islam, bahkan membencinya dan menganggapnya mengekang, justru mereka meminta
jalan keluarnya dari Islam, padahal Islam tidak bertanggung jawab atas sikap
mereka itu. Seharusnya, mereka meminta jalan keluar pada hawa nafsu mereka
sendiri yang telah melesat jauh dari aturan Allah SWT, jika memang hawa nafsu
itu membawa kebaikan!
Nah,
saya akan menjelaskan beberapa tata krama pergaulan seseorang dengan lawan
jenis di dalam Islam.
1. Jika
kakak beradik, maka pisahkan. kamar tidurnya ketika usia 10 tahun.
وَفَرِّقُوا
بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
"
... dan pisahkan kamar tidur diantara mereka " ( H.R Abu Daud )
Hal ini
biasanya tidak dipedulikan oleh orang tua, karena menganggap bahwa selama
saudara sekandung itu tidak apa apa. Tetapi, pembiaran ini akan berdampak pada
hilangnya sensitifitas mereka terhadapa batasan pergaulan, kemudian mereka akan
menganggapbitu adalah hal yang biasa.
Bahkan,
dengan sesama jenis saja Islam melarang, demi menghindar saling melihat aurat
di antara mereka, dan menghindari penyimpangan yang mungkin terjadi. Seperti
lebih tertarik pada manusia sejenis misalnya.
2.
Menundukkan pandangan dari apa yang Allah haramkan
Perintah
ini sangat dimaklumi, sebab mata adalah awal dari gerak hati. Hati belumlah
berkehendak, sebelum mata mengangkap informasi yang dikirim ke hati dan otak
manusia. Jika yang dilihat baik, maka baiklah hasilnya. Jika yang dilihat
buruk, buruklah hasilnya. Laki-laki dan perempuan sama dalam hal kewajiban
menundukkan pandangan dari apa yang Allah haramkan.
3. Tidak
berdua-duaan dengan lawan jenis
Islam
adalah agama yang menutup semua pintu fitnah, baik yang datangnya dari diri
sendiri atau orang lain.
Dari
Ibnu Abbas Radhiallahu Anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam
bersabda :
لاَ يَخْلُوَنَّ
رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّوَمَعَهاَذُو مَحْرَمٍ
“Janganlah
seorang laki-laki itu berkhalwat (menyendiri) dengan seorang wanita kecuali ada
mahram yang menyertai wanita tersebut.” (HR. Bukhari & Muslim)
Imam An
Nawawi menambahkan :
"
Dan dikecualikan dari semua ini adalah jika dalam keadaan darurat, seperti
menemukan wanita yang tertinggal di jalan atau yang seperti itu. Maka, ini
dibolehkan untuk menemaninya, bahkan wajib hal itu jika ditakutkan kalau dia
ditinggalkan (akan berbahaya). Ini tidak ada perbedaan pendapat.)"
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa kita sebagai manusia, harus memiliki batasan
bergaul antara laki-laki dan perempuan. Harapan saya, kita dapat membatasi diri
dalam bergaul dengan lawan jenis. Sekian dari saya, mohon maaf apabila ada
kata-kata yang kurang berkenan di hati. Wabillahi Taufiq wal Hidayah,
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Komentar
Posting Komentar