MASIHKAH ANDA BERSIKAP PEDULI?




Hasil gambar untuk kepedulian


Nama : Shafira Aulia ZahraKelas : XI Mipa 1

Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita sehingga kita masih diberikan kesempatan untuk menikmati kehidupan hingga saat ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa zaman ini dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang. Terima kasih kepada ibu guru Bahasa Indonesia saya yaitu Ibu Sadiah yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menyampaikan ceramah kali ini dan terima kasih pula kepada rekan rekan seperjuangan selaku audiensi. Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan sebuah ceramah yang berjudul “Masihkah Anda Bersikap Peduli?” 

Hadirin sekalian,
Pada masa ini sikap, attitude dan kepedulian orang-orang dengan lingkungan sekitarnya semakin terdegradasi. Apalagi dengan adanya perkembangan teknologi yang membuat orang lebih memperhatikan gadgetnya daripada lingkungannya. Sikapnya terhadap lingkungan sekitar seakan-akan hanyalah sebuah lukisan yang hanya dapat ditonton begitu saja tanpa adanya rasa peduli. Lalu, apakah baik bila hal ini terus menerus dibiarkan? Bukankah akan menjadi kacau apabila kita bersikap acuh tak acuh di dalam kehidupan bermasyarakat? Hal ini tentu saja tidak bisa dilanjutkan.

Hadirin sekalian,
Kepedulian yang dimiliki manusia memiliki banyak sekali makna. Makna dari sikap peduli itu sendiri adalah cara memelihara hubungan dengan orang lain yang bemula dari perasaan dan ditunjukkan dengan perbuatan seperti memperhatikan orang lain, bebelas kasih, dan menolong. Menurut Bender, kepedulian adalah menjadikan diri kita terkait dengan orang lain dan apapun yang terjadi terhadap orang tersebut. Orang yang mengutamakan kebutuhan dan perasaan orang lain daripada kepentingannya sendiri adalah orang yang peduli. Orang yang peduli tidak akan menyakiti perasaan orang lain. Mereka selalu berusaha untuk menghargai, berbuat baik, dan membuat yang lain senang. Banyak nilai yang merupakan bagian dari kepedulian, seperti kebaikan, dermawan, perhatian, membantu, dan rasa kasihan. Kepedulian juga bukan merupakan hal yang dilakukan karena mengharapkan sesuatu sebagai imbalan. 

Hadirin sekalian,
Penyampaian kepedulian dapat dilakukan melalui beberapa metode. Namun, sebelum saya menerangkan metode-metode tersebut saya akan menjelaskan tentang salah satu kejadian yang menarik. Pada saat itu terdapat postingannya di salah satu media sosial tentang esensi dan eksistensi. Pada tulisan tersebut dibahas bahwa orang jaman sekarang menunjukkan kepedulian mereka dengan nge’like’ sebuah status, dan itu sungguh menggelikan. Banyak orang yang lupa dengan esensi peduli, atau membantu sesam. Apakah bisa kepedulian yang diberikan hanyalah sebatas like postingan? Tentu tidak. Jempol mereka tidak akan menolong anak cacat yang ingin bersekolah, ataupun memberi makan nenek tua yang hidup sebatang kara. Peduli itu harus diimbangi dengan aksi. Lalu bagaimana metode kepedulian yang sesungguhnya?
Pertama, mengembangkan cara pandang yang lebih berempati. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara seperti membangun kepekaan terhadap perasaan orang lain, memepertimbangkan dampak apa yang akan terjadi dari tindakan yang dilakukan terhadap orang lain, dan menentukan sikap. Berbagai cara pandang ini akan dapat menumbuhkan sikap kepedulian kita kepada sesama maupun lingkungan. Kedua, mengembangkan sikap peduli. Sikap kepedulian yang dapat kita lakukan yaitu bersikap sopan, mendengarkan orang lain, bersikap lebih murah hati, dan tidak bersikap egois. 

Lalu bagaimana pandangan Islam tentang kepedulian?

Hadirin sekalian,
Dalam Islam terdapat surah yang menjelaskan tentang kepedulian. Konsep kepedulian tersebut diterangkan dalam beberapa surah salah satunya surah al-Kautsar yang berbunyi :

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ . فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ . إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ

Artinya :
  1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
  2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah 
  3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus.
Pada ayat ke dua surah ini diterangkan tentang dua perintah kepada Nabi Muhammad SAW khususnya dan umat Islam pada umumnya, yaitu melaksanakan sholat dan berqurban. Pelaksanaan dua perintah tersebut sebagai bukti rasa syukur atas limpahan nikmat Allah Swt. yang begitu banyak. 

Hubungan Islam terhadap kepedulian sosial itu sangat erat, karena ajaran Islam pada dasarnya ditunjukkan untuk kesejahteraan manusia, termasuk dalam bidang sosial  menjunjung tinggi tolong menolong, saling menasehati tentang hak dan kesabaran, kesetiakawaan, egaliter (kesamaan derajat), tentang rasa dan kebersamaan. Dalam Islam juga mengajarkan kepada kita untuk senantiasa berbagi kepada orang yang membutuhkan. Misalnya dalam Islam mengajarkan kepada kita untuk sedekah, infaq, zakat, dan lain-lain.

Dengan demikian, melalui ceramah yang saya sampaikan kali ini dapat disimpulkan setiap manusia harus memiliki sikap peduli. Sikap peduli ini tidak hanya sebatas kata peduli yang dilontarkan oleh ucapan tetapi harus direalisasikan dalam kehidupan. Dimulai dari cara pandang seseorang berpikir untuk peduli kemudian bersikap peduli terhadap masyarakat dan lingkungan. 

Sekian ceramah yang dapat saya sampaikan. Semoga hal yang akan saya sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Mohon maaf apabila dalam penyampaian materi kali ini kurang berkenan di hati. Sesungguhnya kekurangan adalah milik manusia dan kelebihan hanyalah milik Sang Pencipta. 
Terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Komentar

Postingan Populer