Langkah-Langkah Menghadapi Bencana Tsunami
Keysha Zascha Medina
XI MIPA 1
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Selamat pagi, salam sejahtera bagi
kita semua.
Hadirin yang saya hormati, marilah
kita panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat
wal afiat.
Pada kesempatan kali ini, izinkan
saya untuk menyampaikan informasi mengenai langkah-langkah menghadapi bencana
tsunami.
Hadirin yang berbahagia, tentu sudah
menjadi rahasia umum jika Indonesia adalah salah satu negara yang sangat rawan
bencana alam termasuk gempa bumi dan tsunami. Bahkan salah satu tsunami paling
mematikan di dunia pernah melanda ujung barat Indonesia pada tahun 2004. Oleh
karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui langkah-langkah tanggap
daruratnya.
Apakah tsunami itu sendiri? Tsunami
adalah gelombang lautan yang sangat besar dan menerjang daratan akibat dari
perubahan permukaan laut secara vertikal. Dari pengertiannya saja kita sudah
tahu bahwa hal pertama yang harus kita lakukan adalah menjauhi lautan jika
tsunami terjadi. Akan tetapi gelombang tsunami sendiri memiliki kecepatan yang
besar, jika kita baru melarikan diri ketika melihat gelombang bergerak,
tentunya sangat kecil kemungkinan untuk selamat. Oleh karena itu, kita harus
tau apa saja tanda-tanda akan terjadinya tsunami.
Sebenarnya,
jika terjadi gempa, kita bisa mengakses website BMKG untuk melihat apakah gempa
tersebut dapat berpotensi tsunami. Akan tetapi, lebih baik jika kita tahu
ciri-ciri lainnya untuk antisipasi bukan? Terutama bagi hadirin yang bertempat
tinggal di daerah sekitar pantai.
Yang
pertama adalah terjadinya adanya gempa bumi atau
semacam getaran yang asalnya dari bawah atau dari dalam lautan dengan magnitudo
lebih dari 6 skala richter.
Yang kedua, air laut tiba-tiba surut. Yang ketiga,
tanda-tanda alam yang tidak bisa seperti perilaku hewan dan gerakan angin. Tanda
akan terjadinya tsunami yang selanjutnya adalah terdengarnya suara gemuruh. Ada
pengalaman oleh masyarakat yang mengalami bencana tsunami tahun 2004 di Aceh,
dimana beberapa saat sebelum tsunami terjadi, mereka mendengar suara gemuruh
yang sangat keras dari dalam laut, seperti suara kereta pengangkut barang.
Lalu
bagaimana kalau seandainya terjadi peringatan bencana tsunami atau seandainya
kita merasa bahwa ciri-ciri tersebut cocok dengan keadaan setelah gempa? Hal pertama yang harus kita lakukan adalah
jangan panik. Jika kita panik, maka kita tidak akan bertindak dengan pikiran
yang jernih. Kemudian, ikuti jalur evakuasi tsunami dan pergi ke bukit atau
daratan yang lebih tinggi. Gelombang tsunami bisa mencapai 30 meter, sehingga
akan lebih baik jika mencapai daratan dengan ketinggian lebih dari 30 meter. Jika tidak memungkinkan pergi ke dataran
tinggi, carilah gedung dengan konstruksi yang kuat dan bertingkat. Pergilah ke
lantai yang paling aman (setidaknya lantai 3) untuk menyelamatkan diri.
Bagaimana seandainya kita
ikut terseret gelombang? Jangan panik, carilah benda terapung yang dapat
dijadikan sebagai rakit. Hindari
meminum air laut, usahakan badan kita tetap berada di permukan air untuk
bernapas dan bertahanlah di atas atap rumah jika gelombang tsunami membawamu ke
sana. Tetaplah tenang dan tunggu air surut.
Hadirin
sekalian, dampak dari tsunami memang sangatlah mengerikan. Ada banyak sekali
korban jiwa yang berjatuhan akibat bencana ini. Kita tidak tahu, apakah kita
bisa selamat jika bencana ini terjadi. Umur manusia memang hanya Tuhan yang
tahu, akan tetapi lebih baik jika kita berjuang terlebih dahulu bukan? Setelah
itu, baru pasrahkan segalanya pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Seperti hadist yang
diriwayatkan oleh Abu Daud berikut yang menyarankan kita untuk mempertahankan nyawa:
مَنْ قُتِلَ دُونَ
مَالِهِ فَهُوَ
شَهِيدٌ وَمَنْ
قُتِلَ دُو نَ
أَهْلِهِ أَوْ
دُونَ دَمِهِ
أَوْ دُونَ
دِينِهِ فَهُوَ
شَهِيدٌ
“Siapa saja yang terbunuh karena
mempertahankan hartanya, maka ia mati syahid. Siapa saja yang terbunuh karena
membela keluarganya, nyawanya, atau agamanya, maka ia mati syahid.”[HR. Imam
Abu Dawud]
Hadirin
yang berbahagia, sekian informasi yang dapat saya berikan. Terimakasih atas
perhatiannya. Jika ada kesalahan atau kata-kata yang kurang berkenan mohon
dimaafkan.
Wassalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Komentar
Posting Komentar